Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Lima Poin Utama Dalam Laporan IPCC Tentang Dampak dan Adaptasi Perubahan Iklim

Dampak dan Adaptasi Perubahan Iklim

Laporan terbaru dari The Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) melihat dampak, adaptasi, dan kerentanan yang terkait dengan krisis iklim, dan bagaimana upaya terbaru dalam mengurai kerentanan bencana global.

Kenali siapa IPCC Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) yang memiliki fokus pada perubahan iklim global. Laporan dokumen IPCC tentang Dampak dan Adaptasi Perubahan Iklim ini melaporkan temuan baru yaitu tentang hasil pemanasan global saat ini sebesar 1,1℃, hal ini memiliki dampak pada sistem alam secara natural dan pada kehidupan manusia. Laporan ini juga memberikan respon terhadap peningkatan pemanasan global yang bisa membantu adaptasi perubahan iklim global

Berikut adalah lima poin utama dalam laporan baru Dampak dan Adaptasi Perubahan Iklim:

1. Risiko akan membesar jika pemanasan tidak diperhatikan

Sejak laporan IPCC sebelumnya tentang dampak dan adaptasi pada tahun 2014, gelombang panas, kekeringan, kebakaran hutan dan ekstrem lainnya telah meningkat dalam frekuensi dan intensitas jauh melampaui variabilitas alami. Bahaya ini secara substansial telah merusak ekosistem di seluruh dunia, dan dalam beberapa kasus menyebabkan kerugian yang tidak dapat diperbaiki seperti kepunahan spesies. Manusia juga terkena dampak, melalui peningkatan kerawanan pangan dan air, insiden penyakit yang ditularkan melalui makanan, air, dan vektor yang lebih besar, dan kesehatan fisik dan mental yang lebih buruk .

Jika pemanasan global dibiarkan, bahaya iklim ini pasti akan meningkat. Setiap kenaikan kenaikan suhu global memperbesar kerugian dan kerusakan yang diakibatkannya.

2. Adaptasi memiliki batasan

Laporan tersebut mengatakan bahwa banyak tindakan adaptasi iklim dunia saat ini belum tentu efektif. Adanya istilah batasan "keras" dan "lunak" dalam penerapan adaptasi perubahan iklim. 

  • Batasan keras adalah tindakan tanpa ada campur tangan manusia (selain mengurangi emisi gas rumah kaca) yang dapat membuat perbedaan. Sebagai contoh, terumbu karang air hangat dapat benar-benar hilang jika suhu laut terus meningkat, kita tidak bisa beradaptasi terhadap hal ini
  • Batasan lunak adalah tindakan yang bisa ditangani oleh manusia, seperti keterbatasan air di pulau-pulau kecil, karena naiknya air laut dan cuaca ekstrim dapat menyebabkan air laut mencemari air tawar.

IPCC juga menemukan bahwa adaptasi tidak dapat mencegah semua kerugian dan kerusakan yang tidak merata di seluruh dunia.

3. 'Maladaptasi' dapat memperburuk keadaan Perkotaan

Maladaptasi adalah sebuah tindakan adaptasi yang melenceng atau memiliki dampak lanjutan yang berdampak pada memperburuk adaptasi yang dilakukan sebelumnya. IPCC mengutip bukti tindakan adaptasi yang semakin memperdalam ketidakadilan sosial yang ada dan mengarah pada hasil yang merugikan yang dikenal sebagai “ maladaptasi ”. 

Salah satu contohnya Maladaptasi :

  • Ketika tanggul laut dibangun untuk melindungi pemukiman dari kenaikan permukaan laut, namun malah mencegah air hujan mengalir kelaut dan berakibat munculnya banjir sebagai bahaya baru. Hal ini dinilai sebagai bukti maladaptasi karena adaptasi yang dilakukan teryata memiliki dampak lanjutan terhadap perkotaan.
  • Parit besar/kanal beton dibangun untuk memperlancar air hujan menuju kelaut namun berdampak pada penurunan jumlah air tanah yang masuk ke dalam tanah, sehingga air tanah sulit ditemukan sebagai sumber air baku perkotaa.

IPCC juga melakukan upaya sadar untuk memberikan gambaran yang lebih kaya tentang topik-topik seperti kerentanan dan keadilan iklim dan melakukan komparasi dengan negara negara lain yang memiliki anggota dan telah melakukan perbaikan adaptasi perubahan iklim dikawasan mereka untuk diterapkan dikawasan lain yang memiliki tantangan sama.

4. Kota Adaptif adalah tantangan dan peluang

Laporan menyebutkan satu miliar orang di pemukiman dataran rendah menghadapi bahaya seperti kenaikan permukaan laut, pantai yang surut, atau banjir saat air pasang, sementara 350 juta penduduk perkotaan hidup dengan ancaman kelangkaan air. 

Dampak perubahan iklim seperti suhu ekstrim juga memperburuk masalah yang sedang berlangsung di kota-kota, seperti polusi udara.

Namun kota juga memiliki peluang dan tantangan untuk diselesaikan, penghalang fisik untuk menghentikan banjir dan naiknya air laut, bisa diselesaikan dengan solusi berbasis alam seperti menanam pohon di hulu untuk memperlambat aliran sungai yang berlebihan dan menaungi rumah di gelombang panas, atau memulihkan hutan bakau yang melindungi masyarakat dari banjir pesisir. 

Laporan tersebut juga mengutip langkah-langkah kebijakan sosial seperti bantuan tunai untuk menyediakan jaring pengaman, asuransi dan jenis dukungan mata pencaharian lainnya.

5. Peluang Adaptasi tertutup dengan sangat cepat

Laporan tersebut juga menekankan perlunya menggabungkan langkah-langkah adaptasi dengan pengurangan emisi gas rumah kaca, sebagai upaya mengupayakan  “pembangunan yang tahan iklim”. Hal Ini akan membutuhkan pembiayaan yang memadai, tata kelola yang inklusif, transparansi dalam pengambilan keputusan, dan partisipasi banyak orang dan kelompok.

Daftar Pustaka ;

  • Schipper, L., Vanesa Castán Broto and Chow, W. (2022). Five key points in the IPCC report on climate change impacts and adaptation. [online] The Conversation. Available at: https://theconversation.com/five-key-points-in-the-ipcc-report-on-climate-change-impacts-and-adaptation-178195 [Accessed 30 Jun. 2022].
  • Ipcc.ch. (2022). AR6 Climate Change 2022: Impacts, Adaptation and Vulnerability — IPCC. [online] Available at: https://www.ipcc.ch/report/sixth-assessment-report-working-group-ii/ [Accessed 30 Jun. 2022].‌‌
  • UNESCO. (2019, September 30). Small islands: meeting the challenges of freshwater resilience. https://en.unesco.org/news/small-islands-meeting-challenges-freshwater-resilience

  • Posting Komentar untuk "Lima Poin Utama Dalam Laporan IPCC Tentang Dampak dan Adaptasi Perubahan Iklim"