Balikpapan Bisa Belajar Sistem Pembuangan Hujan Di Kota Saitama, Jepang
BANJIR SEBAGAI DAMPAK DEFORESTASI DI KALIMANTAN TIMUR Para pelaku pembangunan baik pemerintah, dunia usaha dan masyarakat, pada umumnya masih memperlakukan lingkungan hidup sebagai barang bebas (Free Commodity).
Akibatnya pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan tidak dilakukan secara bijaksana. Sumber daya alam dieksploitasi secara maksimal tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan hidup dan daya dukung lingkungan yang ada.
kota Samarinda, pengupasan lahan besar besaran karena konsumsi produksi batu bara berlebihan mengakibatkan pendangkalan sungai Mahakam dan potensi lahan air yang tidak bisa mengalir.
Kota Saitama adalah ibu kota dan paling padat penduduknya kota dari Saitama Prefektur , Jepang . Wilayahnya menggabungkan bekas kota Urawa , Ōmiya , Yono dan Iwatsuki . kota Saitama memiliki luas 2217,43kmw dengan total penduduk 1.2juta (februari 2016).
Untuk menghindari banjir pada musim angin topan, kota Saitama di Jepang memiliki sistem selokan badai yang mengesankan.
Pada tahun 1992 dimulainnya pembangunan beton raksasa dengan ketinggian 65m, lebar 32m yang terhubung pada 6,4 km terowongan bawah tanah, terowongan ini berada dibawah tanah 50m.
Kota ini terletak 20 hingga 30 km di utara pusat Tokyo, kira-kira di pusat Dataran Kanto. Terletak di sekitar pusat Prefektur Saitama, kota ini secara topografi terdiri dari dataran rendah dan dataran tinggi, kebanyakan kurang dari 20 m di atas permukaan laut, tanpa pegunungan atau perbukitan di dalam batas kota.
Sisa wilayah lainnya sebagian besar berada di Ōmiya Plateauberbaring di arah utara-selatan. Tersebar di wilayah ini, sungai-sungai besar mengalir ke selatan, hampir sejajar satu sama lain.
Ini juga memiliki tangki raksasa: tinggi 25,4m, panjang 177m dan lebar 78, dengan 59 kolom beton . Struktur yang mengesankan ini dibuka untuk wisatawan. Lebih banyak gambar dan video di bawah ini. Pastikan untuk memeriksa truk yang sedang diangkat melalui saluran pembuangan
suatu yang besar dan megah itu pastilah sangat menarik, kali ini saya mendapatkan berita tentang sebuah terowongan pembuangan air raksasa di jepang, tepatnya di kota Saitama. Sebuah solusi raksasa tentang bagaimana masyarakat jepang menyelesaikan permasalah perkotaannya secara modern dan luar biasa cerdas.
G-Cans adalah sistem drainase terbesar di dunia. Sistem drainase ini bertujuan jelas untuk menghindari banjir, membuang air sebanyak banyaknya kedalam kanal. Hal ini bisa di terapkan di kota kota banjir seperti balikpapan dan Samarinda.
Metode kerja dari G-Can ini yaitu menerima semua aliran air dari semua sudut kota, kemudian ditampung dalam terowongan bawah tanah. Terowongan ini akan memiliki ujung dilaut lepas, namun terowongan ini berfungsi untuk menampung jumlah debit air yang besar jika badai datang.
Berbagai ahli mendaulat G-Cans sebagai sebuah keajaiban teknologi. karena skala besarnya dan daya tampung dari canal tersebut. sebuah maha karya yang layak untuk di apresiasi dunia.
Metode kerja dari G-Can ini yaitu menerima semua aliran air dari semua sudut kota, kemudian ditampung dalam terowongan bawah tanah. Terowongan ini akan memiliki ujung dilaut lepas, namun terowongan ini berfungsi untuk menampung jumlah debit air yang besar jika badai datang.
Berbagai ahli mendaulat G-Cans sebagai sebuah keajaiban teknologi. karena skala besarnya dan daya tampung dari canal tersebut. sebuah maha karya yang layak untuk di apresiasi dunia.
pemerintah Tokyo, mengungkapkan bahwa sistem canal ini mampu mengurai dua pertiga wilayah yang biasanya tekena genangan saat hujan turun atau badai.
so. apakah kota Balikpapan dan Samarinda akan menciptakan Canal penampungan air, atau membuat Bendali bendali saja, namun masih sering Banjir.
so. apakah kota Balikpapan dan Samarinda akan menciptakan Canal penampungan air, atau membuat Bendali bendali saja, namun masih sering Banjir.
Posting Komentar untuk "Balikpapan Bisa Belajar Sistem Pembuangan Hujan Di Kota Saitama, Jepang"
Silahkan Berkomentar dan berdiskusi