Masyarakat Berkebudayaan Kemiskinan Dan Ciri-cirinya
Apa itu Budaya kemiskinan?
Kebudayaan kemiskinan adalah suatu konsep yang dipopulerkan oleh antropolog Oscar Lewis selama tahun 1960-an dalam buku realis etnografi terlarisnya tentang kehidupan keluarga di antara kaum miskin kota. Menggambar dari budaya Freud dan teori kepribadian, yang mendominasi antropologi AS pada periode pasca-Perang Dunia II, Lewis mendaftar lebih dari 50 sifat yang dia klaim dimiliki oleh sekitar 20% orang miskin, termasuk 'lisan', orientasi masa kini yang kuat. , 'dan' toleransi yang tinggi untuk patologi psikologis.
Ciri-ciri ini dikatakan ditularkan secara lintas generasi dalam keluarga dan mencegah individu memanfaatkan peluang ekonomi. Terlepas dari politik sosial demokrat Lewis, konsep budaya kemiskinannya beresonansi dengan kecaman moralistik terhadap orang miskin yang tidak layak yang tertanam dalam dalam ideologi populer AS (Bourgois, 2015). Ini menimbulkan tanggapan polemik dari para ilmuwan sosial yang mengkritik implikasi reduksionis menyalahkan-korban dan psikologis.
Lewis sendiri tidak peduli dengan teori, dan tidak terlalu percaya bahwa karya etnografinya mendokumentasikan budaya kemiskinan. Perdebatan tajam selama tahun 1970-an hingga 1990-an mengenai apakah benar-benar ada budaya kemiskinan tidak membuahkan hasil secara teoritis. Mereka cenderung merosot menjadi panggilan nama politik atau ke penolakan empiris dari pengalaman hidup penderitaan sosial di antara mereka yang terus-menerus miskin. Penggunaan dan penyalahgunaan budaya kemiskinan menggambarkan bagaimana penelitian tentang ketimpangan sosial mencerminkan bias masyarakat.
Sejumlah contoh sejarah mengenai bagian masyarakat yang sangat miskin yang tidak mempunyai cara hidup yang sama yang disebut sebagai suatu sub kebudayaan kemiskinan (ranjabar.
Berikut ini empat contohnya : Masyarakat Berkebudayaan Kemiskinan
- Pertama adalah banyak masyarakat primitif atau yang belum mengenal tulisanyng di telaah para ahli antropologi memiliki tingkat peradaban yang sederhana dan tidak memiliki orientasi perkembangan yang signifikan.
- Kedua adanya sistem Kebudayan kasta kasta atau sistem Clan, dalam kebudayaan mereka walaupun memiliki kedudukan paling rendah, namun mereka memiliki organisasi masyarakat yang memiliki kecenderungan perasaan senasib, dalam sistem kebudayaan ini tidak di temukan kebudayaan kemiskinan, karena sistem clan mendorong warga masyarakatnya mempunyai perasaan kecintaan , dalam hal ini contoh masyarkat di India dan Indonesia saat periode kerajaan hingga saat ini.
- Ketiga yaitu Tradisi-tradisi sasta atau menghargai kemiskinan. Dalam hal ini masyarakat yahudi di eropa timur, mereka termasuk masyarakat miskin, namun merkea tidak mempunyai ciri-ciri kebudayaan kemiskinan. Terorganisasinya komunitas mereka pada sistem keagamaan yang terpusat pada Rabib.
- Keempat yaitu Bentuk negara sosialis. Berbagai separa mengatakan bahwa di tengah tengah negara sosialis tidak akan kita temukan kebudayan kemiskinan. Contoh kasus adalah masyarakat kuba, Penduduk masih tetap melarat namun mereka memiliki kepercayaan tinggi pada pemimpin pemipin nya dan harapan akan kehidupan yang lebih baik di hari esok.
Kebudayaan kemiskinan tidaklah terlalu buruk, sebaliknya lebih mudah menghapuskan kemiskinan daripada kebudayaan kemiskinan.
referensi :
Bourgois, P. (2015). Poverty, Culture of. International Encyclopedia of the Social & Behavioral Sciences, 719–721. https://doi.org/10.1016/b978-0-08-097086-8.12048-3
Posting Komentar untuk "Masyarakat Berkebudayaan Kemiskinan Dan Ciri-cirinya"
Silahkan Berkomentar dan berdiskusi