Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kota Humanis sebagai wujud pendekatan fisik dalam perancangan kota efisien


konsep kota Humanis, sumber gambar
Konsep Kota humanis merupakan sebuah konsep kota yang mengutamakan faktor-faktor kemanusiaan diatas semua faktor pendukung perkotaan. ciri ciri konsep kota Humanis yaitu; memiliki konsep kota kompak, memiliki proteksi terhadapat pertumbuhan sporadis (smart growth), mengutamakan konsep ramah lingkungan, konsep hemat energi, ekologis, transportasi humanis dan layak huni. 

cita cita sebuah kota yang, kota komprehensif secara ekologis, sehat adalah visi kota humanis yang berkelanjutan. 

Keberlanjutan dalam kota humanis adalah menyeimbangkan antara ekologis, penggunaan sumberdaya alam, dan kualitas lingkungan hidup secara terus menerus.

Bangkitan dan tarikan lalulintas pada perkotaan ini membutuhkan konsep perencanaan kota dan wilayah yang dapat mengatasi permasalahan transportasi dan tata ruang (2018,Shirly Wunas).

Faktor kemanusian menjadi daya tarik utama dari filosofi kota humanis, kota yang titik orientasi pembangunannya memperhatikan dengan seksama nilai nilai kemanusian dalam lingkungan ekologinya.

Bagaimana memperlakukan manusia bersinergi dengan hunian, lingkungan kerjanya, tempat pencari nafkah sehari harinya tanpa memperlakukan manusia dengan sangat frontal jauh dari nilai nilai ekosistem. 

Manusia yang dinilai dari bagaimana mereka menjalankan pola kehidupan di kota yang di rencanakan secara humanis. 

Salah satu contoh prilaku kota yang mengakomodir nilai nilai humais manusia adalah berinteraksi, hal ini di berikan aplikasi dalam struktur kota humanis berupa banyaknya ruang ruang terbuka atau ruang berkumpul yang sangat ramah terhadap manusia itu sendiri. 

Manusia yang berinteraksi menjadi lebih sehat secara emosional karena mengeluarkan nilai nilai social manusia tersebut terhadap lingkungannya. 

Konsep kota kompak merupakan salah satu filosifi utama kedua dalam kota humanis. 

tujuan kota kompak adalah merevolusi konsep kota yang berkembang secara sporadis atau urban sprawl, dengan menerapkan Konsep kota kompak (compact city). 

Untuk mengukur kota kompak berbagai parameter sudah di teliti oleh para peneliti dari berbagai bidang, penulis dapat menyimpulkan bahwa ukuran kekompakan suatu kota, indicator-indikator pengukuran urban compactness tersebut kedalam tiga dimensi, yaitu fungsi campuran, intensifikasi dan kepadatan.

Aspek kepadatan berkaitan dengan  tata guna lahan terbangun, tingkat kepadatan penduduk dan jumlah peluang lapangan kerja.

Aspek intesifikasi memiliki kaitannya dengan pertumbuhan pembangunan, pertumbuhan kepadatan pembangunan dan tingkat pertumbuhan penduduk.(2017, Arini Natasya Aisyah ,Putu Gede Ariastita). 

Definisi Smart growth yaitu suatu perencanaan kota yang pertumbuhannya dikonsentrasikan di pusat kota untuk menghindari urban sprawl. 

Prinsip-prinsip Smart Growth (2019,atpn tata ruang). sendiri dapat dikelompokkan dalam lima kategori bentuk pembangunan utama yaitu : 
  1. Pembangunan bersifat sisipan (infill development)
  2. Bentukan kawasan yang kompak; 
  3. Perumahan permukiman yang terjangkau dari harga dan lokasi; 
  4. Rasa lingkungan (sense of place); dan 
  5. Terserdiaan Ruang terbuka.
Prinsip-prinsip diatas seringkali memiliki konflik dengan luas kawasan yang minimalis,, garis sepadan yang tidak tegas, tidak juga sesuai dengan jalan raya yang luas lebar. 

Kota humanis juga sering di indetifikasikan dengan Kota hemat energi, penulis melakukan komparasi mengenai filosofi pengertian dari kota hemat energi Konsep hemat energy. 

Untuk merancang sebuah hemat energy perlu memperhatikan beberapa hal tentang pendekatan bangunan, penghijauan ota, transportasi ramah lingkungan dan pemukiman yang memperhatikan utilitas kota yang hijau. 

Beberapa pendekatan tersebut identik dengan bagaimana filosofi kota humanis yang berusaha sedekat mungkin dengan pendekatan alam. 

Ekologis dan penghijauan kota di perlukan bukan semata amata untuk tujuan keindahan kota saja, namun lebih jauh lagi yakni untuk memberikan kenyamanan dan kesehatan manusia pengguna kota.

Penghijauan kota yang berupa taman atau jalur hijaum umumnya di interprestasikan sebagai lahan kota dimana kota tropis mejadi contoh paling penting dalam penerapak aplikasi pedekatan ekologis pada kota humanis. 

Pegurangan pencemaran dan pemanasan udara kota. Penggunaan transportasi ramah lingkungan, sekarang pada jaman milenium berbagai pilihan kendaraan transportasi coba di terapkan pada kebutuhan masyarakat yaitu transportasi berbasis masa, transportasi berbasis energi terbarukan dan berbagai macam pendukungnya. 

Dari kajian pustaka mengenai indikasi dan pengertian kota humanis disandingkan dengan kota tropis, kota kompak penulis dapat menyimpulkan bahwa faktor dan indikator untuk melakukan perubahan dalam lingkungan dengan merubah pertumbuhan perkotaan dengan cara cara solutif yang memperhatikan manusia terlebih dahulu. 

Memperhatikan manusia adalah suatu nilai tinggi untuk mencapai peradaban sebuah kota. Bagaimana kota menjadi lebih ramah untuk di tinggali oleh manusia. 

Pemerintah sudah melakukan beberapa pendekatan peraturan peraturan pemerintah tentang hunian perkotaa, konsep kota tanpa kumuh, peraturan peraturan RTRW dan peraturan peraturan daerah yang di keluarkan oleh kepala daerah. 

Ilmu tentang perkotaan selalu tumbuh setiap dekade, studi perkotaan juga mengalami metamofosis dalam menyelesaikan permasalah perkotaan. 

Sebuah kota yang di rancang dengan cara mengenali masalah masalah perkotaan lebih awal akan menjadi sebuah antisipasi di masa depan menurut penulis. 

 Daftra Pustaka : 
  • shirly Wunas, 2018, Kota humanis: integrasi guna lahan & transportasi di wilayah suburban 
  • Arini Natasya Aisyah dan Putu Gede Ariastita, 2017, Strategi Penerapan Kota Kompak Berdasarkan Pola Urban Compactness di Kota Bekasi, jurnal teknis ITS. 
  • Atpn, 2019, 
  • Tri Harso Karyono, 2018, Kota tropis hemat energy, menuju kota berkelanjutan di Indonesia

Posting Komentar untuk "Kota Humanis sebagai wujud pendekatan fisik dalam perancangan kota efisien"