Heritage Malaka, Persepsi dan Perilaku Pengunjung Dalam Pengembangan Kawasan
![]() | |
salah satu sudut kawasan heritage Malaya, Malaysia
|
Pariwisata adalah alat pembangunan yang penting dan dianggap yang kedua penyumbang terbesar ekonomi dalam sebuah kawasan. Kepuasan para pengunjung dan kelengkapan fasilitas sering diteliti dan menjadi salah satu faktor pertimbangan kepopuleran sebuah kawasan wisata.
Minat pengunjung berwisata ke Melaka telah meningkat baru-baru ini dan diperkirakan akan terus berlanjut. Melaka mencatatkan salah satu yang tertinggi kunjungan wisatawan pernah pada tahun 2012 mencapai 13,7 juta wisatawan. sebuah pencapaian besar untuk sebuah kawasan wisata asia berbasis heritage. bagaimana persepsi pengunjung dan masyarakat lokal dalam mengembangkan wisata heritage melaka bisa kita ketahui dari penelitian penelitain yang sudah terlebih dahulu terbit.
Bagaimana tingkat kepuasan para touris terhadap sebuah kawsan heritage Malaka di negara Malaysia, bisa kita ketahui berdasarkan penelian Tourism Development from the Perspectives of Sustainability in Melaka State (A. S. A. Ferdous Alam , Er A. C. , Halima Begum,2014) yang melakukan penelitian hubungan antara tiga faktor yaitu ekonomi, dampak lingkungan pariwisata, serta kepuasan dan persepsi masyarakat terhadap pengembangan pariwisata di Melaka, situs Warisan Dunia UNESCO di Malaysia. 735 orang wisatawan diwawancarai untuk dimintai tanggapan dan opini mereka mengenai konservasi lingkungan, mitigasi pencemaran, pengembangan pariwisata, dan dukungan ekonomi lokal. Selain itu, berkelanjutan pariwisata ditujukan untuk menghasilkan lapangan kerja lokal bagi masyarakat. Data dari wawancara dianalisis dengan menggunakan alat statistik deskriptif dan sederhana. Itu ditemukan bahwa variabel-variabel tersebut sesuai dalam penelitian ini karena nilai Cronbach’s Alpha yang tinggi. Studi menemukan bahwa ada pengaruh signifikan positif antara ketiga dimensi dan persepsi mereka tentang keberlanjutan dan pembangunan pariwisata.
Bukti menunjukkan banyak jenis wisatawan yang berkembang dari wisatawan umum menjadi wisatawan khusus, dalam sebuah jurnal internasional berjudul Memahami Perilaku Pengunjung Warisan Budaya: Kasus Melaka sebagai Kota Warisan Dunia (Carol Boon Chui Teoa, Noor Rita Mohd Khanb, Faizah Hj. Abd Rahim, 2014) , penelitian tersebut menyelidiki perilaku pengunjung ke situs cagar budaya di Melaka. Melaka sebagai Kota Warisan Dunia yang ditorehkan oleh UNESCO pada bulan Juli 2008. Metodologi yang digunakan adalah survei terhadap 505 wisatawan lokal dan mancanegara. Survei itu dibantu oleh pencacah menggunakan Skala Pariwisata Warisan Bertanggung Jawab yang diterjemahkan ke dalam empat bahasa. Temuan mengakui hal itu wisatawan menunjukkan perilaku pariwisata yang bertanggung jawab dan signifikansi budaya terhadap bangunan cagar budaya dan budaya lokal. Pengunjung memiliki
kepedulian lingkungan yang dipamerkan di lingkungan wisata. Pengalaman wisata dan warisan budaya yang mengesankan dicari oleh turis tersebut. Pengunjung warisan diklasifikasikan menjadi pencari pengalaman wisata yang berkesan, budaya penting, bertanggung jawab,kesediaan untuk membayar.
Ketika kita mempelajari prilaku dari pengunjung dalam sebuah kawasan yang menjadi lokasi pemasaran sebuah kota, penulis menilai bahwa, opini opini pengunjung kawasan wisata tersebut perlu diperhatikan agar mereka bisa menjadi sebuah corong pemasaran baru dan akan datang kembali ke lokasi wisata tersebut di kemudian hari.
Temuan memiliki implikasi praktis untuk pemasaran destinasi situs warisan termasuk bisa menjadi referensi rujukan Indonesia dalam melakukan pemasaran kawasan heritagenya.
![]() |
istana diKawasan heritage Malaka ( sumber: agus fitrianto 2019) |
![]() |
Salah satu gedung ( sumber: agus fitrianto 2019) |
referensi :
file:///C:/Users/L0327149/Downloads/understanding-cultural-heritage-visitor-behavior-the-case-of-melaka-as-world-heritage-city.pdf
Posting Komentar untuk "Heritage Malaka, Persepsi dan Perilaku Pengunjung Dalam Pengembangan Kawasan"
Silahkan Berkomentar dan berdiskusi