Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mempromosikan Jalur Sepeda di Balikpapan berbasis Komunitas

jalur khusus pesepeda Jakarta, sumber gambar


Pada tanggal 22 Mei 2011, Jakarta menetapkan tonggak menuju kota sehat dan layak huni. Pemerintah Jakarta telah meresmikan jalur sepeda khusus Jakarta untuk pertama kali  yang membentang 1,5 kilometer dari Ayodia Park hingga Blok M di Jakarta Selatan. 

Jakarta terlambat mempromosikan jalur sepeda. Jakarta telah fokus dalam mempromosikan penggunaan kendaraan mobil pribadi dengan membangun infrastruktur jalan tol dalam kota yang lebih tinggi dan mengabaikan pentingnya perjalanan non-motoris di kota.

Kota-kota di negara-negara maju di dunia telah mengembangkan jalur-jalur sepeda khusus selama bertahun-tahun, mereka telah mengintegrasikan sistem jaringan transportasi dengan jalur sepeda. 

Paris, Amsterdam, Paris, Kopenhagen hingga Barcelona telah dikembangkan sebagai kota-kota ramah-sepeda. 

Jaringan rute sepeda yang ekstensif serta aman, promosi kebijakan pro-pengendara sepeda, dan budaya sepeda telah terjadi di kota-kota tersebut. 

Pengendara sepeda di kota-kota tersebut bukanlah penduduk kelas dua dan dapat mengendarai sepeda dengan aman sebagai moda utama untuk perjalanan sehari-hari ke tempat kerja mereka. 

Kopenhagen bisa dijadikan contoh kota ramah-sepeda, di negara Eropa di mana sekitar sepertiga tenaga kerja di kota ini pulang-pergi ke kantor dengan sepeda.

Konsep Bike Lane dan Traffic Lights, awalnya diunggah oleh Mikael Colville-Andersen . Beberapa orang Kopenhagen dalam perjalanan pulang pada sore hari, di sepanjang jalan tersibuk di ibu kota, Hans Christian Andersen's Boulevard. 

Lebih dari 20.000 sepeda per hari di bentangan ini dan persimpangan ini adalah salah satu yang tersibuk di kerajaan. 

Perhatikan kelimpahan lampu lalu lintas, untuk keamanan ekstra. Pengendara sepeda di sini memiliki tiga lampu untuk dilihat. Bermanfaat jika Anda terjebak di belakang antrean sepeda 50-75. Anda akan selalu dapat melihatnya

Kota Jakarta melangkah pertama kali dengan meresmikan jalur sepeda khusus yang membentang dari Ayodia Park hingga Blok M, bisa kita tanggapi sebagai sebuah solusi untuk kemacetan lalu lintas di Jakarta. 
Langkah Pemerintah Jakarta dalam mengembangkan jalur sepeda khusus ini dapat membuka wacana kota Jakarta yang akan memiliki sistem transportasi terintegrasi. 

Jalur khusus sepeda harus menjadi bagian dari sistem jaringan transportasi kota dan dirancang untuk mengakomodasi kebutuhan mobilitas warga di kota. 

Keterhubungan jalur khusus sepeda dengan sistem transportasi massal lainnya sangat penting.

Penting juga untuk dicatat bahwa jalur khusus sepeda pertama tidak diprakarsai oleh pemerintah kota Jakarta tetapi Komunitas Sepeda Indonesia yang menyumbang sebanyak 500 juta rupiah untuk membangun jalur sepeda. 

Jalur khusus sepeda tidak dapat digunakan sebagai tempat parkir dan jalur untuk pengendara sepeda motor. Beberapa hari setelah peresmian jalur sepeda yang membentang dari Ayodia Park ke Blok M, jalur itu diliputi oleh mobil pribadi, minibus pubis dan kendaraan roda tiga bajaj. Sejumlah mobil pribadi juga parkir di jalan (The Jakarta Post, 27 Mei 2011). 

Penegakan hukum yang ketat wajib hadir demi terwujudnya jalur khusus sepeda tidak akan menjadi cara yang efektif untuk mengurangi kesengsaraan lalu lintas Jakarta dan hanya akan menjadi inisiatif yang gagal.

Saya berharap bahwa peresmian jalur sepeda khusus di Jakarta bisa menjadi tonggak sejarah bagi stake holder perkotaan untuk merubah pola pikir tentang bagaimana kualitas hidup diperkotaan yang berlebih dalam mengatasi masalah lalu lintas. 

Sikap sikap tidak mengutamakan pengendara mobil pribadi dapat mendorong lebih banyak penduduk kota untuk beralih ke pengendara sepeda hingga transportasi massal.

Posting Komentar untuk " Mempromosikan Jalur Sepeda di Balikpapan berbasis Komunitas"